Tiada yang
patut diucap selain puja dan puji kepada Tuhan Semesta Alam yang Ahad
serta shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau serta tidak lepas pula do’a untuk seluruh kaum Muslimin wal Muslimat
serta Mu'minin wal Mu'minat ummat Rasulullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaat
beliau, Amin ya Rabbal’alamin.
Wahai saudara anak keturunanku, setelah
engkau mempelajari Kitab 'Hanya Jauhari yang Mengenal Manikam' berkenaan dengan
jalan syari’at hakikat dalam setiap ibadah khususnya rukun Islam yang lima yaitu Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji/Umrah, sebenarnya engkau
sudah menapaki jalur makrifat kepada Tuhan. Karena di
dalam kitab itu sering sekali aku bercerita tentang roh (zat
Makhluk) yang harus zahir dalam setiap aktivitas kehidupan sehingga menung-galkan Tuhan dalam Ibadah. Maka kitab
yang sedang engkau pegang ini adalah jalan untuk mempertajam berkenaan dengan mengenal
diri sendiri sebagai jalan untuk makrifat kepada Tuhan (Man 'Arafa Nafsahu Faqad 'Arafa Rabbahu).
Tuhan yang kita sebut itu, di dalam tiada berruang, di luar tiada bertempat, jauh tiada berjarak, dekat pun tiada bersentuh. Sendiri tiada berkawan, berdua tiada bersekutu. Mengingat sampai tak ingat, mengenal sampai tak kenal. Sehingga ketika sampai pada tingkat tiada lagi mengenal, maka Tuhan itu sendiri yang akan memper-kenalkan diri-Nya. Lihatlah sebagaimana disebut dalam sebuah hadis Qudsi yaitu:
تَفَكًّرُوْافِىْ آيَاتِ اللَّهِ وَلَا
تَفَكَّرُوْافِى اللَّهِ فَإِنَّكُمْ لَمْ تُقَدِّرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ
Artinya: "Pikirkanlah kekuasaan-kekuasaan Allah dan janganlah kau pikirkan Zat-Nya. Sesungguhnya kamu tak akan mampu memikirkan hakikat-Nya." (HR. Ibn Hibban).
Saudara anak keturunanku, Tuhan itu teramat tinggi sehingga tingginya tiada dapat diukur, Tuhan itu teramat besar, sehingga besarnya tiada dapat ditimbang. Oleh karena itulah jangan sesekali engkau membuat khayalan tentang tinggi dan besarnya Tuhan, buanglah sekat, buanglah frame (kerangka) yang engkau ciptakan sendiri dengan akal atau otakmu tentang Dia. Selagi engkau menciptakan frame Tuhan itu dengan akal dan otakmu maka Tuhan itu akan selalu berbatas, sebatas frame yang engkau ciptakan.
Oleh karena itu buanglah frame tersebut,
karena Allah itu Maha Luas, Maha Besar.
tbqàÿ÷tGó¡o z`ÏB Ĩ$¨Z9$# wur tbqàÿ÷tGó¡o z`ÏB «!$# uqèdur öNßgyètB øÎ) tbqçGÍhu;ã $tB w 4ÓyÌöt z`ÏB ÉAöqs)ø9$# 4 tb%x.ur ª!$# $yJÎ/ tbqè=yJ÷èt $¸ÜÏtèC ÇÊÉÑÈ
Artinya: ‘Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan’ (QS. An-Nisa: 108).
¬!ur $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 4 c%2ur ª!$# Èe@ä3Î/ &äó_x« $VÜÏtC ÇÊËÏÈ
Artinya: ‘Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu’ (QS. An-Nisa: 126).
Iwr& öNåk¨XÎ) Îû 7ptöÏB `ÏiB Ïä!$s)Ïj9 óOÎgÎn/u 3 Iwr& ¼çm¯RÎ) Èe@ä3Î/ &äóÓx« 8ÝÏtC ÇÎÍÈ
Artinya: ‘Ingatlah bahwa Sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang Pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa Sesungguhnya Dia Maha meliputi segala sesuatu’. (QS. Fushilat: 54).
¬!ur ä-Ìô±pRùQ$# Ü>ÌøópRùQ$#ur 4 $yJuZ÷r'sù (#q9uqè? §NsVsù çmô_ur «!$# 4 cÎ) ©!$# ììźur ÒOÎ=tæ ÇÊÊÎÈ
Artinya: 'dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui .(QS. Al-Baqarah: 115).
Selanjutnya setelah membaca kitab ini, tafakkurlah, janganlah kalian berhenti
dengan pikiran yang sempit sebelum benar-benar membacanya paham sampai tuntas. Datanglah
kepada guru-guru Hakikat Makrifat untuk bertanya dan memahami lebih
jernih berkenaan dengan ilmu ini, karena kitab ini akan menjadi bahan celaan
dan fitnah bagi mereka yang hanya berkutat pada dimensi syari’at buta.
0 Komentar